Minggu, 17 April 2011

Pop Art Dalam Interior


Kita sering mendengar kata Pop Art, di film, buku, majalah, dan pembicaraan di sekitar kita. Namun apa sebenarnya Pop Art tersebut, kadang kita bingung mendefinisikannya. Apakah sebuah pencampuran warna-warna terang dan berani? Atau seni yang populer? 
Kedua hal tersebut benar. Lebih tepatnya Pop Art adalah sebuah gerakan seni yang muncul di Inggris pada tahun 1950-an di jaman-jaman awal post modern art. Jaman dimana semua orang mulai bosan dengan gaya Modern. Pop Art merupakan seni yang mendobrak batas-batas artian seni yang agung. Pada saat itu Seni hanyalah sebuah hal yang bisa dinikmati kalangan kelas atas, dan dengan adanya gerakan Pop Art, seni dapat dinikmati oleh semua kalangan.  Seniman Pop Art yang paling banyak dikenal mungkin Andy Warhol, dengan karyanya yang menggambarkan wajah Marylin Monroe yang disajikan dengan warna-warna komplemen yang tegas. Andy Warhol adalah seniman Amerika, dialah yang dipercaya mulai mempopulerkan Pop Art di Amerika. 
Dalam interior, gaya pop art sering dijadikan sebuah eksperimen yang sangat menyenangkan. Gaya-gaya desain interior kontemporer semakin berkembang dan meluas dengan kreatif. Banyak hal baru yang bisa dilakukan dalam mendesain ruangan, seiring berkembangnya teknologi dalam pembuatan material untuk aplikasi interior dan pemasangan aplikasi yang semakin mudah dan bervariasi. 
Namun di Indonesia, gaya ini jarang sekali digunakan. Kenapa? Bukan karena desainer interior yang tidak mau, namun pemilik proyek alias klien biasanya tidak setuju dengan desain-desain yang unik karena biasanya lebih mahal daripada desain interior biasa. Desain plastis yang melengkung-lengkung, desain kontemporer yang unik dan penuh kreasi, dan desain dengan permainan warna berani biasanya langsung ditolak oleh klien. Kebanyakan klien akhirnya memilih desain ‘aman’. Hal ini menjadi salah satu alasan yang kemudian membuat desain di Indonesia tidak terlalu berkembang. Karena itulah sangat jarang hasil desain anak bangsa masuk ke web atau majalah-majalah desain internasional. 
Alasan lain yang membuat pop art dalam interior jarang ditemukan di Indonesia adalah pemikiran umum yang mengatakan bahwa tabrak warna itu jelek, dan berasa ‘dangdut’. Padahal warna-warna komplementer yang berani apabila dipadukan dengan baik, maka bisa menghasilkan efek yang dahsyat pada ruangan. Apalagi kalau ditambah dengan bentuk ruangan yang didesain menarik dan kreatif. Contoh yang bisa saya temukan adalah dari karya desainer luar negeri karena tak bisa menemukan hasil karya anak bangsa yang berani dan unik seperti ini :
 
Menarik bukan? Begitu banyak sekali perkembangan desain saat ini sehingga membuat apapun menjadi sangat mungkin. Saya pun dalam mendesain kadang kaget, desain yang dulu tidak mungkin bisa saya buat secara teknis, kini bisa dibuat dengan adanya teknologi baru dan keahlian yang semakin tinggi dari orang-orang lapangan dan tukang. Karena itulah, Pop Art yang saat ini sangat jarang ditemukan dalam desain interior Indonesia, mungkin akan segera menjadi trend di masa mendatang. Atau bisa jadi, akan ada trend lain yang menjamur dalam desain interior, mari kita lihat perkembangannya di masa mendatang. Terus berkarya, jangan menyerah untuk terus bereksplorasi, dan terus mendobrak kotak-kotak belenggu yang menghalangi kreativitas desainer Indonesia dalam berkarya.

(sumber gambar : www.mymodernmet.com “Kid’s Republic” in Beijing)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar